Saturday 14 April 2012

Tanya Sama Itu Hud-hud

Assalamualaikum semua...
penah dengar lagu Tanya Sama Itu Hud-hud ...ala yang M.Nasir nyayi tuh...
saya suka dengar lagu tuh.. saya memang suka layan lagu lama-lama..lagu P.Ramlee...lagu jiwang-jiwang semua lagu saya layan...tapi kenapa saya nak cerita tentang lagu Tanya Sama Itu Hud-hud....
sebenarnya ada maksud yang tersirat dalam lagu tuh..kita tahu menyanyi ja...tapi tak tau maksud dia...
pada mulanya bila saya nyanyi lagu tuh..saya terfikir juga..maksud lagu tuh..apa yang nak disampaikan sebenarnya?
apa maksud algojo?
apa maksud  ????
Lang mensilang
Kui mengsikui
so harini jom kita merungkai kisah sebenar di sebalik lagu Tanaya Sama Itu Hud-Hud...

 __________________________________________________________________________________





Tujuh puluh tiga pintu
Tujuh puluh tiga jalan
Yang sampai hanya satu jalan
Beribu-ribu Margasatua
Mencari raja si Muraq
Yang sampai hanya tiga puluh
Ooh… Sang Algojo
Ooh… nanti dulu
Lihat dunia dari mata burung
Atau dari dalam tempurung
Yang mana satu engkau pilih
Dalam kalut ada peraturan
Peraturan mencipta kekalutan
Di mana pula kau berdiri
Di sini
Ooh… Sang Algojo
Ooh… nanti dulu
Berikan ku kesempatan akhir ini
Untuk menyatakan kalimah/kisah sebenarnya
Berikan aku kesempatan akhir ini
Lai lai la lai la lai
“Tanya sama itu hud-hud
Lang mensilang
Kui mengsikui
Kerna dia yang terbangkan ku ke mari”

__________________________________________________________________________________
okey ini berdasarkan apa yang saya baca dari blog - blog yang lain~


Tujuh puluh tiga pintu
Tujuh puluh tiga jalan
Yang sampai hanya satu jalan

umat islam pada akhir zaman akan berpecah kepada 73 golongan dengan 73 mazhab. Tetapi hanya satu golongan sahaja yang akan masuk syurga. Sedangkan kesemua mereka mengakui diri mereka berpandukan al-Quran dan as-Sunnah.

BERDASARKAN
HADIS:

Rasulullah (s.a.w) bersabda: ‘Sesungguhkan di kemudian hari nanti akan berpecah-pecah umatku sebagaimana berpecahnya kaum Yahudi dan Nesrani dalam ugama mereka. Berpecah umatku menjadi 73 firqah (atau golongan atau mazhab), 72 golongan atau firqah atau mazhab masuk Neraka dan satu (sahaja) masuk Syurga.’
Maka bertanya para sahabat: ‘Siapa golongan yang satu itu, ya Rasulallah (s.a.w)?’
Sabda Rasulallah (s.a.w): ‘Iaitu yang mengikut jalanku (yakni, sunnah beliau atau as-Sunnah) dan jalan sahabat-sahabatku yang benar lagipun diberi petunjuk oleh Allah (a.w).’
(Hadith sahih riwayat at-Termidzi dll)
Kisah Burung.

Mantiq Al-Tayr (Musyawarah Burung) merupakan karya yang paling fenomenal dari Fariduddin Attar. Kitab itu berisi pengalaman spiritual yang pernah dilaluinya untuk mencari makna dan hakikat hidup. Attar menuangkan pengalamannya itu melalui sebuah cerita perjalanan sekawanan burung agar lebih mudah dimengerti.
Dengan gaya bertutur, kitab itu mengisahkan perjalanan sekawanan burung untuk mencari raja burung yang disebut sebagai Simurgh (Muraq) di puncak Gunung Kaf yang agung. Sebelum menempuh perjalanan berkumpulah segala burung di dunia untuk bermusyawarah. Tujuan mereka hanya satu yakni mencari raja. Dalam perjalanan itu, para burung yang dipimpin oleh Hud-hud.
Untuk sampai ke hadrat Si Muraq, mereka harus tempuhi tujuh lembah yang penuh halangan.
Lembah pertama adalah lembah keinginan. Di sini semua burung diminta bertaubat dan meninggalkan kehendak duniawi.
Lembah kedua adalah lembah kerinduan di mana semua burung perlu menyelami lautan api agar tubuh mereka terbakar.
Lembah seterusnya adalah lembah makrifat, di sini semua burung harus memilih jalan sendiri lantaran “terlalu banyak jalan menuju yang satu, dan setiap satu disediakan bagi jiwa yang sesuai dengannya.”
Di lembah kepuasan, semua tuntutan, semua nafsu duniawi harus ditanggalkan dari hati.
Di lembah kesatuan, yang banyak menjadi satu.
Sebaik saja sampai ke lembah yang keenam, lembah kekaguman, burung-burung itu, yang sangat keletihan dan kebingungan, menembusi hijab berpasang-pasangan, dan mendapati jiwa mereka kosong. Hinggakan mereka menangisi, “aku tidak mampu berfikir lagi lantaran ghaibnya segala ilmu dari diriku.” “Aku curiga atas curiga ku ini, namun rasa curiga itu sendiri pun aku tak pasti, aku mendambakan, tapi siapakah yang sebenarnya aku dambakan?
Akhirnya di hujung perjalanan, di lembah kefakiran dan fana, di mana segala sifat keakuan ditanggalkan dari diri mereka, mereka dipakaikan dengan jubah ketidaksedaran, menyebabkan mereka hanya meneguk ruh kewujudan.
Bila mereka berjaya mengharungi kesemua tujuh lembah, bila mereka berjaya meruntuhkan gunung keakuan, dan menanggalkan kecintaan terhadap segala ilmu, barulah mereka dibenarkan meneruskan perjalanan bertemu raja Si Muraq.
Dari beribu-ribu ekor burung yang memulakan perjalanan, hanya tiga puluh saja yang berjaya mengharungi segala payah jerih. Dengan kepenatan yang tak terhingga, dengan perasaan kehinaan yang tak terkata, mereka dibawa berjumpa dengan raja segala burung. tapi apa yang mereka dapati bukan raja segala burung, tapi bahkan refleksi diri mereka sendiri dalam cermin diri.
Si Muraq, ataupun sirmurgh, adalah perkataan parsi yang bermaksud tiga puluh ekor burung. Maka di sini, di penghujung jalan, burung-burung itu berhadapan dengan realiti, berhadapan dengan refleksi diri, walaupun mereka telah mengharungi perjalanan yang panjang dan segala payah jerih, yakni, yang sebenarnya mereka cari adalah ‘diri mereka sendiri‘ dan ‘diri sebenar diri‘.
Wahai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya! “Kembalilah kepada Tuhanmu dengankeadaan engkau redha dan diredhai (di sisi Tuhanmu)!
(Surah Al-Fajr ayat 27-28)
 Beribu-ribu Margasatua
Mencari raja si Muraq
Yang sampai hanya tiga puluh
repeat~
Mantiq Al-Tayr (Musyawarah Burung) merupakan karya yang paling fenomenal dari Fariduddin Attar. Kitab itu berisi pengalaman spiritual yang pernah dilaluinya untuk mencari makna dan hakikat hidup. Attar menuangkan pengalamannya itu melalui sebuah cerita perjalanan sekawanan burung agar lebih mudah dimengerti.
Dengan gaya bertutur, kitab itu mengisahkan perjalanan sekawanan burung untuk mencari raja burung yang disebut sebagai Simurgh (Muraq) di puncak Gunung Kaf yang agung. Sebelum menempuh perjalanan berkumpulah segala burung di dunia untuk bermusyawarah. Tujuan mereka hanya satu yakni mencari raja. Dalam perjalanan itu, para burung yang dipimpin oleh Hud-hud harus melalui tujuh lembah.
Ribuan burung sedunia pun berangkat. Namun yang berhasil bertemu dengan sang raja hanyalah 30 ekor saja. Tujuh lembah yang dikisahkan dalam cerita itu melambangkan tingkatan-tingkatan keruhanian yang telah dilalui Attar selama berkelana mencari hakikat hidup.
Ketujuh lembah yang harus ditempuh untuk dapat bertemu dengan Sang Khalik (Pencipta atau Tuhan) itu adalah lembah pencarian, lembah cinta, lembah keinsyafan, lembah kebebasan dan kelepasan, lembah keesaan murni, lembah keheranan, lembah ketiadaan

Ooh... Sang Algojo
Ooh... nanti dulu

Lihat dunia dari mata burung
Atau dari dalam tempurung
Yang mana satu engkau pilih
Dalam kalut ada peraturan
Peraturan mencipta kekalutan
Di mana pula kau berdiri
Di sini

Algojo ni maksudnya tukang pancung kepala.

Fariduddin Attar dipenjara oleh tentara Mongol. Lalu seseorang datang dan mencoba menebusnya dengan ribuan batang perak. Namun, Fariduddin Attar menyarankan agar tentera Mongol tak melepaskannya. Tentara Mongol mengira penolakan itu dilakukan agar tebusan yang diberikan lebih besar. Setelah itu datang lagi orang lain yang membawa sekarung jerami untuk menebus Fariduddin Attar. Kali ini Fariduddin Attar meminta agar tentera Mongol melepaskannya. Tentara Mongol pun marah besar dan lalu memotong kepala Fariduddin Attar.
Ini la dimaksudkan dalam kalut ada peraturan,peraturan mencipta kekalutan..Ooh... Sang Algojo
Ooh... nanti dulu

Berikan ku kesempatan akhir ini
Untuk menyatakan kalimah/kisah sebenarnya
Berikan aku kesempatan akhir ini
Lai lai la lai la lai

"Tanya sama itu hud-hud
Lang mensilang
Kui mengsikui
Kerna dia yang terbangkan ku ke mari"

"Lang mensilang, Kui mengsikui" bermaksud Orang tak macam orang, hantu tak macam hantu

gila puitis dia punya komposer...sangat mendalam dia punya maksud kan...
wah jenuh pening kepala aku baca..
aku rujuk banyak blog....dan banyak pendapatnya...jadi kalau nak buat kajian lebih lanjut sila ke blog ini:

 mindaahad
dkama
sufiroad
kimyowhmanchit
warisantamar
ku2blog


kalau pening jugak TANYA SAMA ITU HUD-HUD LA~


3 comments:

  1. wow rajennye mentelaah lirik lagu jiah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan rajin mentelaah...tapi lagu nih sangat menarik untuk dikaji~

      Delete
  2. wow..wow..wow...siyes kagum..and insaf sebentar. pandai m.nasir cipta lagu...selama ni saye pun main ikut2 jer nyanyi bila dgr kat radio.and x faham pun apa dia lang mensilang kui mengsikui btw, tq for sharing =)

    ReplyDelete